Koloid

Abstrak

Apakah Anda suka es krim? Es krim yang biasa Anda konsumsi tersedia dalam berbagai rasa, seperti rasa cokelat, vanila, dan rasa aneka buah-buahan. Sebenarnya, es krim merupakan salah satu contoh koloid. Apakah Anda tahu definisi koloid?
Anda mungkin masih mengingat tentang campuran homogen dan heterogen. Campuran homogen adalah campuran yang memiliki sifat sama pada setiap bagian campuran tersebut. Misalnya, larutan gula, udara, dan hujan. Campuran heterogen adalah campuran yang memiliki sifat tidak sama pada setiap bagian campuran. Contohnya ialah air dan munyak atau pasir dan semen.
Bila suatu zat dicampurkan dengan zat lain, maka akan terjadi penyebaran secara merata dari suatu zat ke dalam zat lain yang disebut dengan sistem dispersi. Tepung kanji bila dimasukkan ke dalam air panas maka akan membentuk sistem dispersi, dengan air sebagai medium pendispersinya dan tepung kanji disebut zat terdispersi.
Berdasarkan ukuran partikelnya, sistem dispersi dibedakan menjadi tiga kelompok, yaitu larutan, koloid, dan suspensi. Secara sepintas perbedaan antara suspensi (sering disebut campuran kasar) dengan larutan (sering disebut larutan sejati) akan tampak jelas dari homogenitasnya, tetapi akan sulit dibedakan antara larutan dengan koloid atau antara koloid dengan suspensi.

Pendahuluan

A. Latar Belakang

Sistem koloid memiliki sifat di antara campuran homogen dan heterogen. Sistem dispersi adalah sistem yang terdiri atas fasa pendispersi dan terdispersi. Dalam praktikum kali ini, kami menguji suatu larutan itu termasuk larutan, suspensi, dan koloid. Dalam praktikum kali ini kami juga mempraktekkan bagaimana membuat larutan koloid dengan cara dispersi.

B. Perumusan Masalah

  1. Bagaimanakah ciri-ciri fisik yang tampak pada larutan sejati, koloid, dan suspensi?
  2. Apa saja jenis Koloid?
  3. Apakah yang dimaksud Efek Tyndall?
  4. Larutan apa saja yang termasuk dalam Koagulasi Penggumpalan?
  5. Bagaimana membuat sistem Koloid?

Telaah Pustaka

A. Sistem Koloid

Sistem koloid adalah suatu bentuk campuran yang keadaannya terletak antara larutan dan suspensi (campuran kasar). Sistem koloid ini mempunyai sifat-sifat khas yang berbeda dari sifat larutan atau suspensi.
Keadaan koloid bukan ciri dari zat tertentu karena semua zat, baik padat, cair, maupun gas, dapat dibuat dalam keadaan koloid.
Sistem koloid sangat berkaitan erat dengan hidup dan kehidupan kita sehari-hari. Cairan tubuh, seperti darah adalah sistem koloid, bahan makanan seperti susu, keju, nasi, dan roti adalah sistem koloid. Cat, berbagai jenis obat, bahan kosmetik, tanah pertanian juga merupakan sistem koloid.
Karena sistem koloid sangat berpengaruh bagi kehidupan sehari-hari, kita harus mempelajarinya lebih mendalam agar kita dapat menggunakannya dengan benar dan dapat bermanfaat untuk diri kita.
Koloid adalah suatu sistem campuran “metastabil” (seolah-olah stabil, tapi akan memisah setelah waktu tertentu). Koloid berbeda dengan larutan; larutan bersifat stabil.

Di dalam larutan koloid secara umum, ada 2 zat sebagai berikut :
  • Zat terdispersi, yakni zat yang terlarut di dalam larutan koloid
  • Zat pendispersi, yakni zat pelarut di dalam larutan koloid

B. Sifat Koloid

a. Efek Tyndall

Efek Tyndall adalah penghamburan cahaya oleh larutan koloid, peristiwa di mana jalannya sinar dalam koloid dapat terlihat karena partikel koloid dapat menghamburkan sinar ke segala jurusan.

Contoh: sinar matahari yang dihamburkan partikel koloid di angkasa, hingga langit berwarna biru pada siang hari dan jingga pada sore hari ; debu dalam ruangan akan terlihat jika ada sinar masuk melalui celah.


b. Gerak Brown

Gerak Brown adalah gerak partikel koloid dalam medium pendispersi secara terus menerus, karena adanya tumbukan antara partikel zat terdispersi dan zat pendispersi. Karena gerak aktif yang terus menerus ini, partikel koloid tidak memisah jika didiamkan.

c. Adsorbsi Koloid

Adsorbsi Koloid adalah penyerapan zat atau ion pada permukaan koloid. Sifat adsorbsi digunakan dalam proses:

  • Pemutihan gula tebu
  • Norit
  • Penjernihan air

Contoh:
  • Koloid antara obat diare dan cairan dalam usus yang akan menyerap kuman penyebab diare.
  • Koloid Fe(OH)3 akan mengadsorbsi ion H+ sehingga menjadi bermuatan +. Adanya muatan senama maka koloid Fe(OH)3, akan tolak-menolak sesamanya sehingga partikel-partikel koloid tidak akan saling menggerombol.
  • Koloid As2S3 akan mengadsorbsi ion OH- dalam larutan sehingga akan bermuatan - dan tolak-menolak dengan sesamanya, maka koloid As2S3 tidak akan menggerombol.

d. Muatan Koloid dan Elektroforesis

Muatan Koloid ditentukan oleh muatan ion yang terserap permukaan koloid. Elektroforesis adalah gerakan partikel koloid karena pengaruh medan listrik.
Karena partikel koloid mempunyai muatan maka dapat bergerak dalam medan listrik. Jika ke dalam koloid dimasukkan arus searah melalui elektroda, maka koloid bermuatan positif akan bergerak menuju elektroda negatif dan sesampai di elektroda negatif akan terjadi penetralan muatan dan koloid akan menggumpal (koagulasi).

Contoh: cerobong pabrik yang dipasangi lempeng logam yang bermuatan listrik dengan tujuan untuk menggumpalkan debunya.


e. Koagulasi Koloid

Koagulasi koloid adalah penggumpalan koloid karena elektrolit yang muatannya berlawanan.

Contoh: kotoran pada air yang digumpalkan oleh tawas sehingga air menjadi jernih.

Faktor-faktor yang menyebabkan koagulasi:

  • Perubahan suhu.
  • Pengadukan.
  • Penambahan ion dengan muatan besar (contoh: tawas).
  • Pencampuran koloid positif dan koloid negatif.

Koloid akan mengalami koagulasi dengan cara:

1. Mekanik

Cara mekanik dilakukan dengan pemanasan, pendinginan atau pengadukan cepat.

2. Kimia

Dengan penambahan elektrolit (asam, basa, atau garam).

Contoh:
Susu + sirup masam —> menggumpal
Lumpur + tawas —> menggumpal

Dengan mencampurkan 2 macam koloid dengan muatan yang berlawanan.

Contoh: Fe(OH)3 yang bermuatan positif akan menggumpal jika dicampur As2S3 yang bermuatan negatif.

f. Koloid Liofil dan Koloid Liofob

1. Koloid Liofil

Koloid Liofil adalah koloid yang mengadsorbsi cairan, sehingga terbentuk selubung di sekeliling koloid.

Contoh: agar-agar.

2. Koloid Liofob

Koloid Liofob adalah kolid yang tidak mengadsorbsi cairan. Agar muatan koloid stabil, cairan pendispersi harus bebas dari elektrolit dengan cara dialisis, yakni pemurnian medium pendispersi dari elektrolit.

g. Emulasi

Emulasi adalah kolid cairan dalam medium cair. Agar larutan kolid stabil, ke dalam koloid biasanya ditambahkan emulsifier, yaitu zat penyetabil agar koloid stabil.

Contoh: susu merupakan emulsi lemak di dalam air dengan kasein sebagai emulsifier.

h. Kestabilan Koloid

Banyak koloid yang harus dipertahankan dalam bentuk koloid untuk penggunaannya.

Contoh: es krim, tinta, cat.

Untuk itu digunakan koloid lain yang dapat membentuk lapisan di sekeliling koloid tersebut. Koloid lain ini disebut koloid pelindung.

Contoh: gelatin pada sol Fe(OH)3.

Untuk koloid yang berupa emulsi dapat digunakan emulgator yaitu zat yang dapat tertarik pada kedua cairan yang membentuk emulsi

Contoh: sabun deterjen sebagai emulgator dari emulsi minyak dan air.

i. Pemurnian Koloid

Untuk memurnikan koloid yaitu menghilangkan ion-ion yang mengganggu kestabilan koloid, dapat dilakukan cara dialisis. Koloid yang akan dimurnikan dimasukkan ke kantong yang terbuat dari selaput semipermeabel yaitu selaput yang hanya dapat dilewati partikel ion saja dan tidak dapat dilewati molekul koloid.

Contoh:

  • Kertas perkamen, selopan atau kolodion.
  • Kantong koloid dimasukkan ke dalam bejana yang berisi air mengalir, maka ion-ion dalam koloid akan keluar dari kantong dan keluar dari bejana dan koloid tertinggal dalam kantong. Proses dialisis akan di percepat jika di dalam bejana diberikan arus listrik yang disebut elektro dialisis.
  • Proses pemisahan kotoran hasil metabolisme dari darah oleh ginjal termasuk proses dialisis. Maka apabila seseorang menderita gagal ginjal, orang tersebut harus menjalani “cuci darah” dengan mesin dialisator di rumah sakit. Koloid juga dapat dimurnikan dengan penyaring ultra.

C. Pembuatan Sistem Koloid

a. Cara Kondensasi

Pembuatan sistem koloid dengan cara kondensasi dilakukan dengan cara penggumpalan partikel yang sangat kecil. Penggumpalan partikel ini dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut:

1. Reaksi Pengendapan

Pembuatan sistem koloid dengan cara ini dilakukan dengan mencampurkan larutan elektrolit sehingga menghasilkan endapan.

Contoh: AgNO3 + NaCl —> AgCl(s) + NaNO3

2. Reaksi Hidrolisis

Reaksi hidrolisis adalah reaksi suatu zat dengan air. Sistem koloid dapat dibuat dengan mereaksikan suatu zat dengan air.

Contoh: AlCl3 +H2O —> Al(OH)3(s) + HCl

3. Reaksi Redoks

Pembuatan koloid dapat terbentuk dari hasil reaksi redoks.

Contoh:

  • Pada larutan emas
  • Reaksi: AuCl3 + HCOH —> Au + HCl + HCOOH
  • Emas formaldehid

4. Reaksi Pergeseran

Contoh:

  • Pembuatan sol As2S3 dengan cara mengalirkan gas H2S ke dalam laruatn H3AsO3 encer pada suhu tertentu.
  • Reaksi: 2H3AsO3 + 3H2S —> 6H2O + As2S3

5. Reaksi Pergantian Pelarut

Contoh: pembuatan gel kalsium asetat dengan cara menambahkan alkohol 96% ke dalam larutan kalsium asetat jenuh.

b. Cara Dispersi

Pembuatan sistem koloid dengan cara dispersi dilakukan dengan memperkecil partikel suspensi yang terlalu besar menjadi partikel koloid, pemecahan partikel-partikel kasar menjadi koloid.

1. Cara Mekanik

Ukuran partikel suspensi diperkecil dengan cara penggilingan zat padat, dengan menghaluskan butiran besar kemudian diaduk dalam medium pendispersi.

Contoh:

  • Gumpalan tawas digiling, dicampurkan ke dalam air akan membentuk koloid dengan kotoran air.
  • Membuat tinta dengan menghaluskan karbon pada penggiling koloid kemudian didispersikan dalam air.
  • Membuat sol belerang dengan menghaluskan belerang bersama gula (1:1) pada penggiling koloid, kemudian dilarutkan dalam air, gula akan larut dan belerang menjadi sol.

2. Cara Peptisasi

Pembuatan koloid dengan cara peptisasi adalah pembuatan koloid dengan menambahkan ion sejenis, sehingga partikel endapan akan dipecah.

Contoh:

  • Sol Fe(OH)3 dengan menambahkan FeCl3.
  • Sol NiS dengan menambahkan H2S.
  • Karet dipeptisasi oleh bensin.
  • Agar-agar dipeptisasi oleh air.
  • Endapan Al(OH)3 dipeptisasi oleh AlCl3.

c. Cara Busur Bredia/Bredig

Pembuatan koloid dengan cara busur Bredia/Bredig dilakukan dengan mencelupkan 2 kawat logam (elektroda) yang dialiri listrik ke dalam air, sehingga kawat logam akan membentuk partikel koloid berupa debu di dalam air.

d. Cara Ultrasonik

Yaitu penghancuran butiran besar dengan ultrasonik (frekuensi > 20.000 Hz)

D. Komponen Penyusun Koloid

  • Fase kontinyu : medium pendispersi jumlahnya lebih banyak.
  • Fase diskontinyu : medium terdispersi jumlahnya labih banyak.

E. Bentuk Partikel Koloid

  • Bulatan. Misalnya virus, silika.
  • Batang. Misalnya virus.
  • Piringan. Misalnya globulin dalam darah.
  • Serat. Misalnya selulosa.

F. Penggunaan Sistem Koloid

  • Obat-obatan: salep, krim, minyak ikan.
  • Makanan : es krim, jelly dan agar-agar.
  • Kosmetik : hair cream, skin spray, body lotion.
  • Industri : tinta, cat.

G. Beberapa Macam Koloid

1. Aerosol

Adalah sistem koloid di mana partikel padat atau cair terdispersi dalam gas.

Contoh:

  • Aerosol padat: debu, asap.
  • Aerosol cair: kabut, awan.

2. Emulsi

Adalah sistem koloid di mana zat terdispersi dan pendispersi adalah zat cair yang tidak dapat bercampur. Misalnya: Emulsi minyak dalam air: santan, susu, lateks, minyak ikan. Emulsi air dalam minyak: mentega, minyak rambut, minyak bumi.
Untuk membentuk emulsi digunakan zat pengemulsi atau emulgator yaitu zat yang dapat tertarik oleh kedua zat cair tersebut.

Contoh:

  • Sabun untuk mengemulsikan minyak dan air.
  • Kasein sebagai emulgator pada susu.

3. Sol

Adalah suatu sistem koloid di mana partikel padat terdispersi dalam zat cair.

4. Gel/Jel

Adalah koloid liofil setengah kaku.

Contoh: agar-agar, lem kanji, selai, jelly untuk menata rambut.

5. Buih

Adalah sistem koloid dari gas yang terdispersi dalam zat cair.

Contoh: sabun, detergen, protein.

Kesimpulan dan Saran

A. Kesimpulan

Sistem dispersi adalah campuran suatu zat dengan zat lain dan terjadi penyebaran secara merata dari suatu zat ke zat lain. Berdasarkan ukuran partikelnya sistem dispersi dibedakan menjadi tiga; yaitu larutan, koloid, dan suspensi.
Efek Tyndall adalah terhamburnya berkas cahaya oleh partikel koloid.
Koagulasi adalah peristiwa penggumpalan koloid karena peristiwa mekanis seperti pemanasan atau pendinginan dan peristiwa Kimia seperti pencampuran koloid yang berbeda muatan atau adanya elektrolit.

B. Saran

Perkembangan perindustrian yang semakin hari semakin berkembang dewasa ini memaksa kita semua untuk tidak tertinggal dengan segala ilmu baru yang ada. Pemanfaatan ilmu pengetahuan secara maksimal bisa menjadi kunci dari kesuksesan di masa depan.


Daftar Pustaka

Sudarmo, Unggul. 2006. Kimia SMA 2 untuk SMA Kelas XI. Jakarta: Penerbit PHißETA.
Suharsini, Maria; Saptarini, Dyah. 2007. Kimia dan Kecakapan Hidup. Jakarta: Ganeca Exact.
www.wordpress.com

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Koloid"

Posting Komentar