Anime Review: Chuunibyou Demo Koi Ga Shitai

Hem. Untuk tulisan kali ini, aku ingin membahas anime yang baru selesai aku tonton malem ini. Judulnya seperti yang bisa kalian lihat di atas, 中二病でも恋がしたい! (dibaca: chuunibyou demo koi ga shitai) atau yang bisa diartikan "bahkan remaja dengan sindron kedelapan juga ingin merasakan cinta". haha Judul yang cukup unik kan? Dan aku merasa itu cocok dengan ceritanya yang juga tidak kalah uniknya.

Anime bercerita Yuuta Togashi yang memulai debutnya di SMA untuk hidup dengan terbebas dari masa lalunya yang memalukan karena mengidap sidrom remaja ke delapan, yaitu sindrom pencarian jati diri remaja puber yang menyebabkan dia terlalu mendalami karakter dalam game atau anime. Yuuta pun memutuskan untuk masuk ke SMA yang sangat jauh dari rumahnya, sehingga dia tidak lagi bertemu dengan teman-teman SMPnya. Sindrom itu telah membuat Yuuta dikucilkan semasa SMP dan dianggap aneh karena Yuuta menganggap dirinya adalah Dark Flame Master yaitu seorang penyihir api hitam dari dunia kegelapan.


Cerita berlanjut, Yuuta cukup baik menjalani hidupnya yang baru di SMA, hingga dia bertemu dengan Rikka Takanashi, seorang gadis yang baru saja pindah untuk tinggal bersama kakaknya, Tooka Takanashi, yang kebetulan mempunyai apartemen tepat di atas apartemen keluarga Togashi. Rikka masuk ke SMA yang sama dengan Yuuta. Yuuta kemudian kembali teringat dengan masa lalunya sebagai Dark Flame Master karena ternyata Rikka juga mengidap sindrom remaja kedelapan dan menganggap dirinya adalah Wicked Eye dan mengajak Yuuta dengan kekuatan Dark Flame-nya untuk menguasai dunia. Yuuta yang saat bertemu untuk pertama kali dengan Rikka merasa terkejut sekali, karena Rikka tahu banyak tentang masa lalu Yuuta sebagai Dark Flame Master.

Saat acara promosi klub dilaksanakan, Rikka mengajak Yuuta untuk membuat klub hobi "Oriental Magic Napping in the Summer". wkwk Namanya menjadi bertambah dengan kata "Napping" karena diajukan oleh Kumin Tsuyuri yang merupakan kakak tingkat mereka yang juga ingin membuat klub hobi namun tidak memiliki anggota yang cukup, jadi mereka memutuskan untuk menggabungkan 2 klub. Anggota klub kemudian menjadi 4 orang dengan masuknya Sanae Dekomori, seorang anak SMP yang kemudian langsung masuk ke SMA karena kemampuannya di atas rata-rata. Cerita berlanjut, kemudian Shinka Shibutani yang merupakan wanita terpopuler juga memutuskan untuk bergabung dengan klub karena sama dengan Yuuta, Shinka juga punya masa lalu yang buruk dan ingin sekali menghilangkannya, namun tidak bisa selama Sanae masih mempunyai kopian dari buku fiksi yang ditulis Shinka yang dulunya mengaku sebagai Mori Summer. Teman sekelas Yuuta, Makoto juga memutuskan bergabung karena naksir dengan senior Kumin.

Kegiatan klub berjalan, dan mereka pun jadi banyak menghabiskan waktu bersama, hingga seluruh masa lalu Rikka terungkap, masa lalu yang ternyata juga cukup berat untuk Rikka, yaitu tentang ayah Rikka yang sudah meninggal. Tooka pun meminta Yuuta untuk menolong Rikka menyelesaikan masalah dengan masa lalunya tersebut. Karena seringnya Yuuta dan Rikka bersama, Rikka pun akhirnya jatuh cinta dengan Yuuta. Hubungan mereka jadi sedikit canggung pada awalnya, namun akhirnya mulai dekat lagi saat mereka saling mengutarakan perasaan bahwa mereka berdua saling menyukai.

Hubungan mereka berjalan hingga akhirnya Yuuta meminta Rikka untuk melepaskan penutup matanya dan mulai menerima kenyataan. Karena rasa cinta Rikka terhadap Yuuta, dia pun menuruti perkataan Yuuta dan mulai meninggalkan semua tentang Wicked Eye-nya, menjadi lebih realistis. Namun semua itu hanya membuat Rikka menjadi lebih murung. Hingga akhirnya Rikka memutuskan untuk pindah rumah.

Yuuta jadi merasa bersalah dengan itu kemudian mendengarkan pengakuan Rikka melalui senior Kumin. Ternyata Rikka sudah mengetahui tentang Yuuta beserta obsesinya sebagai Dark Flame Master sejak 2 tahun yang lalu, bertepatan setelah ayahnya meninggal dan dia tinggal sementara bersama kakaknya di apartemen dekat apartemen Yuuta. Saat tinggal di sana, Rikka diam-diam memperhatikan Yuuta, tanpa Yuuta sadari sedikitpun. Melihat Yuuta tersebut membuat Rikka takjub. Semua tentang sindrom kedelapan itu kemudian Rikka adopsi ke dalam kehidupannya sehingga dia jadi tidak terlalu sedih dengan kematian ayahnya, karena Rikka tidak begitu menerima kepergian ayahnya.

Di akhir cerita, Yuuta akhirnya sadar bahwa sindrom remaja kedelapan itu sebenarnya tidak terlalu buruk dan kemudian mengembalikan Rikka kepada obsesinya sebagai Wicked Eye, dan dia pun kembali kepada obsesinya sebagai Dark Flame Master.

haha
Film ini benar-benar menghibur, dengan seluruh kekonyolan nyata yang manis dari setiap adegannya. Tersentuh banget dengan ceritanya, karena tidak dipaksakan dan mengalir dengan lembut dan apa adanya. Apa lagi dengan karakter Rikka yang lucu banget dengan semua kepolosannya, membuat anime yang satu ini seru sekali sampai akhir. ^^b

Aku sampai sekarang pun masih geli sendiri kalau mengingat tingkah laku Rikka yang kekanak-kanakan banget. Dia benar-benar seorang gadis yang manis, apalagi saat dia melepas penutup matanya. Aah—seandainya dia ada benar-benar di dunia nyata. hehehe baiklah—aku mulai terkena sindrom remaja kedelapan. haha

Demikian untuk review anime kali ini. Pokoknya liburan ini aku akan banyak menonton anime, dan setiap yang seru akan aku buat reviewnya. Sampai jumpa pada review berikutnya, semoga bermanfaat.
Cheerio!!!

Subscribe to receive free email updates:

2 Responses to "Anime Review: Chuunibyou Demo Koi Ga Shitai"

  1. Haaa ane suka ama anime ini nih. Season 2 dong gan direview jg.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Aku kurang suka sama season 2-nya. Kemaren sempat nonton beberapa episode, tapi ceritanya gak serame yang season 1.

      Hapus