Selamat Jalan Bapak Habibie



Kemarin malam, aku mendengarkan 1 berita yang cukup mengejutkan, sekitar 19.00 WITA, Presiden Ke-3 RI, bapak B.J. Habibie dikabarkan meninggal dunia. Ini benar-benar berita yang menyedihkan dan aku rasa tepat untuk dijadikan alasan menjadi hari berkabung nasional. Hari ini aku di rumah pun mengibarkan bendera setengah tiang.

Meski waktu kecil aku sempat hidup pada masa kepemimpinan beliau, aku tidak tahu apa-apa tentang politik di kala itu. Aku tidak tahu apa-apa tentang bapak B.J. Habibie sampai aku kelas 6 SD. Awal kenal aku tidak ada rasa kagum sama sekali dengan beliau, kala itu justru aku menilai sinis beliau dan menganggap beliau adalah presiden gagal dengan periode kepemimpinan yang singkat dan gagal mempertahankan Timor Timur dari Indonesia. Rasa kagumku mungkin cuma karena beliau merupakan presiden ke-3, yang merupakan angka favoritku.

Rasa kagumku pada bapak B.J. Habibie baru tumbuh saat aku kuliah. Yup, justru saat aku kuliah dan membaca lebih banyak sejarah tentang Indonesia. Sungguh terlambat bagiku untuk tahu dan salahku hanya menghakimi beliau dari masa kepresidenannya. Padahal nyatanya pada masa kepemimpinan beliau, banyak rancangan undang-undang yang pada akhirnya bisa kita nikmati hingga kini. Semua tentu buah dari pemikiran cemerlang beliau dan keberanian beliau dalam mengambil keputusan. Namun keberanian beliau itu justru menjadi hal yang dibenci oleh para mafia negeri yang hanya memikirkan dirinya sediri. Itulah alasan mengapa beliau banyak sekali mendapatkan serangan dari sana sini hingga sulit sekali mengambil kebijakan lagi.


Sungguh negeri ini sangat biadab pada beliau yang sangat dihormati oleh masyarakat dunia namun tidak oleh negara tempat kelahirannya sendiri. Dan tidak ada orang yang berani berdiri di samping beliau untuk semua langkah-langkah berani yang beliau ambil. Aku rasa akan menjadi sebuah gebrakan besar jika semua pemikiran beliau bisa terealisasi.

Dan aku juga salah besar menganggap kalau Timor Timur adalah sepenuhnya kesalahan beliau, dan menghakimi beliau untuk itu. Padahal nyatanya itu bukan sepenuhnya salah beliau, tapi juga tangan kotor dari jenderal jenderal gak becus egois otoriter keji tak beradab.

Tidak hanya inspirasi dalam dunia teknologi, beliau juga inspirasi dalam masalah cinta. Kisah beliau dengan ibu Ainun Habibie benar-benar inspirasi untuk seluruh insan bucin di seluruh pelosok negeri. Bagaimana relationship goal yang sebenarnya untuk seorang putra-putri bangsa. Pelajaran tentang bagaimana kesetiaan dan cinta tetap bertahan meski maut memisahkan.

Beliau benar-benar orang yang romantis dan puitis. Seorang pemikir yang sering tersenyum manis. Satu puisi beliau yang tentu ikonik sekali. Berikut puisi tersebut;

Terlentang!Jatuh! Perih! Kesal!Ibu Pertiwi,Engkau pegangan.Janji pusaka dan sakti,Tanah tumpah darahku,Makmur dan suci.Hancur badan,Tetap berjalanJiwa besar dan suciMembawa aku padamu,Padamu Indonesia,Makmur dan suci.

Menggambarkan juga sedalam apa cinta beliau untuk negeri ini. Aku harap aku pun bisa menyumbangkan sesuatu untuk negeri ini seperti beliau. Semoga kita semua bisa, aamiin.

Akhir kata, selamat jalan bapak Prof. Dr. Ing. H. Bacharuddin Jusuf Habibie, FREng, semoga tenang di alam sana bersama ibu Ainun, semoga amal ibadahmu diterima di sisi-Nya, semoga engkau mendapatkan tempat terbaik di surga sana. Aamiin ya rabbal ‘alamin!

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Selamat Jalan Bapak Habibie"

Posting Komentar