Anime Review: Inari, Konkon, Koi Iroha


Bertemu lagi di anime review. Seperti yang aku janjikan pada postingan kemarin, hari ini aku akan menulis anime review dari anime yang aku baru saja selesaikan beberapa hari lalu.

Anime ini berjudul Inari, Konkon, Koi Iroha atau kalau mau mudah, biasanya anime ini disingkat dengan judul InaKon. Diangkat dari manga seinen karya Morohe Yoshida dengan judul yang sama dan semuanya berjumlah 9 volume yang terbit dari Agustus 2010 hingga sekarang. Berarti ada kemungkinan besar anime ini akan memiliki season 2 atau semacamnya. Sedangkan animenya sendiri hanya ada 10 episode, cukup sedikit sih memang dibandingkan rata-rata kan biasanya anime tembus sampai 12 episode atau mungkin 20-an. Oh iya, anime ini tergolong seinen (dewasa), alias target penontonnya adalah di atas shounen (remaja). Bukan berarti animenya ini penuh dengan adegan-adegan tidak senonoh, tapi anime ini lebih dewasa ceritanya dan dalam manga versi aslinya mengandung huruf-huruf kanji berat. Begitu sih singkatnya.

Ceritanya tentang seorang anak SMP bernama Inari Fushimi yang mendapatkan kekuatan dari seorang dewi penghuni kuil bernama Uka-no-Mitama-no-Kami. Kekuatan tersebut didapatkannya setelah menyelamatkan seekor rubah yang hampir terjatuh ke dalam sungai saat dia hendak berangkat sekolah. Tanpa dia ketahui bahwa rubah tersebut ternyata adalah peliharaan dewi Uka tadi. Awalnya dia tidak diberi kekuatan sih, tapi dikabulkan satu permintaannya. Dengan permintaan itu, Inari memohon agar bisa berubah menjadi Akemi Sumizome, seorang wanita manis yang dia pikir sedang ditaksir oleh Koji Tanbabashi, seorang pria yang dia taksir semenjak awal masuk SMP. Namun setelah permintaannya terkabul, Inari malah ingin membatalkannya karena menyadari bahwa ternyata walaupun sudah berubah menjadi Akemi pun dia tidak bisa merubah keadaan.


Semua ternyata tidak berjalan sesuai yang Inari bayangkan, dewi Uka sendiri tidak bisa mengabulkan 2 permintaan sekaligus dari orang yang sama dengan waktu yang berdekatan. Tapi karena dewi Uka begitu mencintai Inari yang sejak kecil sudah sering menghabiskan waktu di kuil yang selama ini dia tinggali, dia pun malah memutuskan untuk memberikan 1 pusaka sakti yang dimilikinya untuk Inari. Pusaka tersebut memiliki kekuatan untuk bisa merubah wujud Inari menjadi siapa saja (kecuali wujud dewa | bisa sih, tapi butuh kekuatan yang besar). Inari yang dalam wujud Akemi akhirnya bisa kembali seperti semula dan tanpa menyadari kalau pusaka tersebutlah yang kemudian mengawali masalah dari dewi Uka.

Selang beberapa hari setelah pemberian pusaka, Inari mendapatkan panggilan dari penguasa tertinggi di kayangan, yaitu dewi Amaterasu. Di kayangan, Inari pun mendapatkan tantangan dari dewi Amaterasi yang ternyata juga tidak bisa mengambil kembali pusaka dewa yang sudah tertanam di dalam tubuh Inari. Tantangan tersebut adalah melarang Inari untuk menggunakan kekuatan pusakanya sehari saja.

Awalnya Inari pikir itu mudah, ternyata dewi Amaterasu tidak begitu saja membiarkan Inari menjalani harinya dengan mudah. Dengan segala upaya, dewi Amaterasu memerintahkan para anak buahnya untuk menggoda Inari menggunakan kekuatannya. Inari yang kala itu sedang ingin menyaksikan pertandingan basket Koji, secara kebetulan malah bertemu Akemi di perjalanan, akhirnya harus menyerah dengan semua godaan dari dewi Amaterasu dan akhirnya menggunakan kekuatan pusakanya demi menyelamatkan Akemi yang terjebak di gudang sekolah.

Setelah menggunakan kekuatan pusaka itu, Inari resmi gagal dari ujian yang diberikan oleh dewi Amaterasu dan membuatnya harus memenuhi panggilan dewi Amaterasu untuk pergi ke kayangan. Namun setelah sampai di sana, dewi Uka memohon agar Inari dimaafkan dan tidak menjadikannya dewa. Setelah melalui proses panjang, akhirnya dewi Amaterasu hanya berkata kalau dia memberikan ujian tersebut untuk menguji ikatan antara Inari dan dewi Uka (padahal sebenarnya dewi Amaterasu hanya iseng memberikan ujian tersebut).

Hari-hari Inari pun dijalani sambil masih menggunakan pusaka milik dewi Uka, entah untuk membantu orang lain atau hanya untuk sekedar menyelamatkan hari-harinya yang penuh kecerobohan. Namun semakin banyak kekuatan pusaka yang dia gunakan, maka semakin lemah pula dewi Uka, Inari tidak mengetahui itu hingga suatu hari kakaknya memberitahunya.

Kakak Inari, Toka Fushimi, memiliki hubungan yang spesial dengan dewi Uka. Berbeda dengan Inari yang bisa melihat dewi Uka karena pusaka yang tertanam di dalam dirinya, kakaknya bisa melihat dewa bahkan tanpa pusaka. Dia sudah bisa melakukannya semenjak dia kecil, bermula saat dia tersesat di kuil Inari.

Saat sedang senggang, biasanya Toka dan dewi Uka sering bermain game bareng. Dewi Toka pun tidak jarang menghabiskan waktu di kamar Toka hanya untuk bermain game. Ini adalah salah satu yang aku sukai dari anime ini, yaitu kisah cinta antara Toka dan dewi Uka. Mereka sama-sama suka, tapi enggan untuk mengakuinya dan malah saling jaim satu sama lain. Selain melihat bagaimana Inari mengejar cintanya Koji, tapi kisah cinta Toka dan dewi Uka ini benar-benar so sweet banget, lucu kalau mereka lagi bertengkar gitu.

Selain kisah romantis antara Inari-Koji dan Toka-dewi Uka, anime ini juga bercerita tentang kisah persahabatan antara Inari dan 2 sahabatnya dari kecil, yaitu Keiko Sanjo dan Chika Marutamachi (Maru). Keiko adalah teman yang sudah bersama Inari semenjak kecil. Melihat Inari yang begitu tidak berdaya dan ceroboh, mendorong Keiko untuk selalu ada melindungi Inari. Sedangkan Maru baru mereka kenal saat kelas 1 SMP, saat itu Maru suka sekali menyendiri dan tidak memiliki teman, namun akhirnya mereka semua dekat setelah satu kelas bersama. Pada akhirnya juga Sumizone menjadi bagian dari mereka.

Kemudian, anime ini (yang menurutku masih dalam season 1) diakhiri dengan semakin melemahnya dewi Uka karena Inari yang terus saja menggunakan kekuatan pusakanya tanpa tahu kalau itu berakibat buruk terhadap dewi Uka. Setelah tahu, Inari malah terlambat. Dewi Uka mendapatkan hukuman kurungan dari dewi Amaterasu karena tidak adil dalam memberikan perhatiannya kepada manusia.

Setelah mengetahui kalau dewi Uka sedang dalam kurungan, Inari dengan bantuan dari Miya (Omiya-no-Me-no-Kami) dan Kon (serigala yang sudah Inari selamatkan), dia pun berangkat ke kayangan dan mendatangi kurungan dewi Uka. Dengan kekuatan yang mereka semua miliki, bersama kakaknya dewi Uka juga, Otoshi-no-Kami (kakak dewi Uka yang sangat mencintainya, maksudku benar-benar cinta seperti siscon gitu), berusaha dengan semua kemampuan yang mereka miliki untuk membuka batu yang menutup kurungan tersebut. Akhirnya pintunya terbuka, dewi Uka pun bisa dikeluarkan.

Setelah melihat bagaimana cintanya Inari terhadap dewi Uka dan begitupun sebaliknya, akhirnya dewi Amaterasu pun memaafkannya. Dewi Uka pun berhasil mengambil kembali pusaka yang dia titipkan kepada Inari.

Selama ini sebenarnya dewi Uka sudah tahu bagaimana caranya dia mengambil kembali pusakanya, namun dia tidak melakukannya karena saat dia mengambil kembali pusakanya, maka Inari tidak akan bisa lagi untuk melihat dirinya.

Yup, itu dia. Bisa dibilang anime ini happy ending, meskipun belum benar-benar ending karena ternyata ceritanya masih berlanjut di manga. Aku berharap banget akan ada season 2-nya, karena kabarnya di season 2, Toka resmi pacaran dengan dewi Uka. Entah itu benar apa tidak, tapi kalau benar itu akan keren. hehe

Aku suka sekali dengan opening dari anime ini. Satu lagu dari May'n berjudul Kyou ni Koi-iro. Awalnya aku salah menduga, aku kira May'n itu sama dengan pengisi ending season 2 anime Kimi no Todoke, ternyata berbeda. Dan yang di anime Kimi no Todoke itu namanya May's. Beda 1 huruf doang dan mba May'n ini lebih muda dan cantik orangnya. Sedangkan seperti yang aku katakan soal mba May's, dia lebih mirip Melly Goeslow.

Kalau kalian mau dengar lagu openingnya, ini dia...


Suka sekali sama artinya. Salah satu opening yang tidak aku skip setiap menyaksikan anime ini. Sedangkan untuk ending-nya, aku tidak begitu menyukainya.

Kesimpulan: Anime ini kocak banget, jadi untuk yang suka sama anime dengan genre komedi romantis, cobain deh. Tapi, beberapa orangnya nampaknya tidak tertarik dengan romantic comedy yang juga fantasi (dewa-dewi) seperti anime satu ini. Menurutku tidak masalah sih, selama itu lucu dan menghibur. Setiap episodenya tidak membosankan dan pasti ada lucunya. Juga tidak terlupa ada beberapa bagian dari anime ini yang bisa membuat kita ikutan terbawa suasana kebiruan (sedih). Beberapa pelajaran hidup tentang pertemanan juga bisa didapatkan dari anime satu ini.

Sekian dulu untuk anime review kali ini, kurang lebihnya mungkin bisa kalian putuskan sendiri. Harap bantu aku menyempurnakannya. Sampai berjumpa lagi pada anime review berikutnya.

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Anime Review: Inari, Konkon, Koi Iroha"

Posting Komentar