Belajar Fotografi Bersama Kimi wa Houkago Insomnia - Anime Review

Isaki Magari dan Genta Nakami

Musim ini benar-benar musim yang tepat untuk kembali tenggelam dalam lautan anime. Banyak sekali daftar anime menarik yang keluar di musim ini. Salah satunya akan aku ulas kali ini dan merupakan favoritku di musim ini.

Terlepas dari semua anime populer yang tentu tetap aku ikuti, tapi anime satu ini genrenya benar-benar aku suka. Apa itu? Betul, romance! Judulnya adalah Kimi wa Houkago Insomnia. Sebuah anime yang bisa mengundang sedikit nostalgia masa SMA yang juga banyak aku habiskan dengan kesulitan untuk tidur lebih awal di malam hari.


Menyaksikan anime ini untuk pertama kali, aku langsung kaya, “weh, anime ini gue banget!” Terlebih karakter cowoknya juga pakai kacamata, aku jadi semakin merasa relate dengan anime satu ini. Jadi selain menyukai ceritanya, aku juga merasa ada hubungan emosional tersendiri dengan anime ini.


Ditulis oleh Makoto Ojiro pada 2019, anime ini pertama tayang pada bulan April 2023. Dikerjakan oleh studio Liden Films, studio yang juga menggarap Tokyo Revengers dan Terra Formars. Kabar gembiranya juga katanya kalau karya manga ini juga akan diangkat menjadi Live Action yang akan tayang bulan Juni 2023. Tentu ini kabar baik, tidak sabar untuk menyaksikannya juga.


Sinopsi



Ceritanya adalah tentang Genta Nakami yang banyak menghabiskan hampir sepanjang waktunya di sekolah dengan mengantuk karena ia mengalami kesulitan tidur atau insomnia di malam harinya. Hingga suatu hari ketika kegiatan kelas yang begitu sibuk dan mengganggu waktu tidur siangnya, akhirnya Genta memutuskan untuk mencari tempat untuk tidur siang.


Saat itulah dia memutuskan untuk tidur siang di sebuah ruangan observatorium astronomi, tempat di mana teropong besar milik sekolah, yang dulunya adalah ruangan klub astronomi yang sudah bubar. Walaupun beredar rumor tidak sedap seputar ruangan itu, namun Genta tetap nekat untuk memasukinya.


Di dalam ruangan itulah Genta akhirnya bertemu dengan Isaki Magari yang juga sedang menikmati tidur siangnya dengan tenang. Namun awalnya Magari begitu terkejut karena seseorang menemukannya di ruangan yang seharusnya dia bisa menikmati waktunya tenang sendiri.


Setelah kenal, Genta jadi tahu kalau ternyata Isaki juga mengalami kesulitan tidur di malam hari sama sepertinya. Kesamaan ini kemudian yang membuat mereka berdua dekat dan sering menghabiskan waktu berdua tidur siang di ruangan observatorium.


Beruntung sebelum terjadi hal-hal yang tidak diinginkan di antara dua insan yang suka tidur bareng di satu ruangan di siang hari, seorang guru, Usako Kurashiki memergoki mereka. Kemudian mereka berdua pun akhirnya diminta untuk kembali menjalankan ekskul astronomi yang sempat terbengkalai padahal fasilitas sekolah sudah cukup mumpuni.


Aku kira pada akhirnya anime ini akan bercerita tentang perjuangan mereka mendirikan ekskul astronomi, tapi ternyata tidak begitu ditonjolkan perjuangannya karena pada akhirnya lebih banyak ke membahas personal Ganta dan Isaki. Bagian ini tidak mengecewakan bagiku, karena menyaksikan perkembangan kisah cinta mereka menurutku menjadi daya tarik aku tetap mengikuti anime ini. Tentu akan aneh jika kemudian alurnya jadi menceritakan perjuangan mereka di ekskul.


Kelebihan


Tema anime yang membahas tentang kamera aku rasa masih jarang. Dulu ada anime Photokano, tapi aku tidak mengikutinya karena terlalu harem, aku kurang menyukai anime harem. Jadi ini bisa aku katakan anime tentang fotografi non harem yang bisa aku nikmati.


Jadi bisa belajar dengan beberapa setting kamera manual yang menyesuaikan dengan foto yang mau diambil. Beberapa peralatan yang dibutuhkan untuk fotografi langit malam juga sedikit dibahas di anime ini, menjadi nilai lebih untuk anime ini.


Mungkin memang tidak bisa relate dengan banyak orang, tapi beberapa kisah karakter di anime ini cukup relate denganku. Ceritanya berhasil membuatku merasakan empati untuk setiap masalah yang dihadapi oleh setiap karakternya. Memberikan sentuhan yang begitu personal untuk aku yang menyaksikannya.


Bisa dibilang ini anime cengeng ya, tapi bagiku ini adalah selingan yang menarik di tengah gempuran anime aksi yang juga aku ikuti di musim ini. Bagaimanapun aku selalu merasa kalau menangis itu perlu dalam hidup, membuat kita lebih menghargai bahagia.



Kisah cinta yang dihadirkan di anime ini juga adalah yang ramah banget. Dengan alur yang tidak terburu-buru, perkembangan kisah cinta Genta dan Magari bisa dinikmati dengan baik dan juga ramah untuk disaksikan. Berhubung anime jaman sekarang sudah banyak yang tidak family friendly, tapi aku bisa mengatakan kalau menyaksikan anime ini akan aman disaksikan bersama keluarga. Mungkin agak canggung nanti di scene ketika mereka ciuman saja, tapi menurutku itu masih dalam kadar yang wajar.



Menariknya juga anime ini mengangkat sebuah tema yang cukup sering terjadi di era modern ini, yaitu insomnia. Aku versi muda juga dulu sering mengalami insomnia. Meskipun menuju akhir cerita, kebiasaan insomnia jadi lebih jarang disinggung, tapi kemudian sebuah kesimpulan yang bisa mereka tarik dari mengapa mereka bisa insomnia bagiku sangat menarik. Jadi untuk kalian yang juga sering mengalami insomnia bisa mencari jawaban dari permasalahan kalian di anime ini.


Kekurangan




Dalam beberapa kesempatan, anime ini menampilkan gambarnya tidak memenuhi standar banget. Terlihat seperti gambaran orang yang sudah terjebak deadline. Cuman yah kita tidak tahu dengan apa yang terjadi di balik kegiatan studionya, mungkin saja yang menggambar habis kecelakaan atau apa sehingga tidak bisa memenuhi standar gambar yang bagus.


Aku melihat banyak sekali kekurangan dari segi gambar di anime ini sampai ke level yang cukup mengecewakan. Padahal sudah bela-belain menyaksikannya di resolusi 1080p. Benar-benar terlihat seperti project anime yang kekurangan dana atau anime dengan budget minimal.


Soundtrack yang mengisi anime ini pun tidak begitu berkesan untukku. Sekali lagi, anime ini sepertinya benar-benar dibuat dengan budget yang minim. Mungkin anak generasi sekarang kurang menyukai anime bertema romance begini mungkin ya. Anime sekarang lebih jor-joran untuk anime aksi. Aku merasa itu wajar aja sih ya? Kalian yang membaca ini harusnya suka dengan tema anime romance kan ya?


Kesimpulan


Seperti hujan yang turun di sebuah gurun pasir yang tandus, anime ini menjadi angin segar untukku yang selalu merindukan anime dengan genre romance. Aku berharap musim depan pun ada anime yang semenarik ini juga. Sampai sekarang aku belum melihat itu. Masih didominasi dengan anime-anime aksi yang hype banget.


Secara cerita anime ini bisa dinikmati, tapi secara gambar cukup mengecewakan. Komposisi karakter harusnya bisa digambar lebih baik lagi. Ceritanya mengangkat tema kehidupan masa SMA yang cukup lengkap; kegiatan ekskul, percintaan muda, kerja paruh waktu dan persahabatan.


Aku merekomendasikan anime ini untuk kalian yang sedang mencari anime tema romance. Menyaksikan anime sekedar untuk santai dan menghibur diri, anime ini bisa melakukan itu untukmu.


Sekian dulu untuk tulisan kali ini. Itulah ulasan pribadi dariku untuk anime Kimi wa Houkago no Insomnia, semoga bisa menjadi bahan untukmu sebelum menyaksikan anime ini. Kalau ada kekurangan atau sanggahan bisa kalian tuliskan di kolom komentar ya.


Sampai jumpa di anime review berikutnya. Cheerio!


Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Belajar Fotografi Bersama Kimi wa Houkago Insomnia - Anime Review"

Posting Komentar