Anime Review : Boku Dake ga Inai Machi


Halo, jumpa lagi di anime review ketiga di tahun 2016 ini. Yah, meskipun sekarang sudah jarang sekali nonton anime, tapi kadang masih menyempatkan diri minimal 1 minggu sekali (menurut dosis dokter) untuk nonton di tengah kesibukan yang semakin mengurasi isi kepala.

Setelah sekian lama tidak menyaksikan Detektif Conan... jika terhitung sejak aku menulis review ini, hmm kira-kira sudah hampir 3 tahun aku tidak menikmati anime bertemakan misteri. Yah, 3 tahun terakhir aku menghabiskan hidupku untuk menyaksikan anime percintaan dan beberapa anime action, aku mulai meninggalkan anime misteri semenjak Conan dilarang tayang di pertelevisian Indonesia, mungkin karena ditakutkan bakan menginspirasi anak-anak untuk membunuh. KPI lebih suka anak-anak Indonesia nonton anak jalanan yang sukanya naik motor gede terus ugal-ugal. Ehem.

Sampai akhirnya aku bertemu dengan anime ini!!! Benar anime ini!!! Iyaaa.. iniiii... (apaan). Judulnya adalah Boku Dake ga Inai Machi, atau kalo dalam versi internasionalnya judulnya ERESED (pake huruf gede semua, biar ada efek penekanan capslock di sana). Kalau di-Indonesia-kan, judulnya bakalan jadi KOTA YANG TANPA DIRIKU. Hm. Keren juga. Kalau tidak judulnya jadi HAPUS. Hm. Kaya lagunya Nidji.. Hapuskan aku tuhaaan~. Anime yang baru aja tamat tepatnya hari ini nih, salah satu anime yang berhasil mengecohku untuk menyaksikannya. Seperti biasanya, aku hanya menyaksikan anime-anime bergenre romansa-romansa so sweet gituh kalau enggak anime bertemakan kehidupan biasa yang membosankan. Tapi saat awal-awal menyaksikan anime ini aku sudah senang setengah mati, dan dalam hati berteriak dengan penuh semangat, "ANIME ROMANCE!!" Aku juga jadi senang banget saat melihat kalau salah satu karakter utama cewenya mirip dengan Noe dari anime True Tears, jadi aku sudah menobatkan kalau anime ini adalah anime romance yang akan aku ikuti sampai TAMAT!

Tapi kemudian semua dugaan tidak berdasarku itu salah saat ada adegan ini..



DAAAAAAANGGGG!!!

Huft huft
Tarik nafas, tarik nafas. Itulah yang aku lakukan ketika menyaksikan episode 1 anime ini. Aku kemudian mencoba menghibur diri dengan mengatakan dalam hati, "Ah, palingan cuman episode pertama aja nih yang begini." Tapi benar-benar fatal ibunya meninggal di episode pertamaaaaa! Parahnya lagi dia malah yang dituduh membunuh ibunya sendiri! Aku bahkan masih ngilu kalau ingat gimana ibunya ditikam itu.

Dan kemudian melanjutkan ke episode 2 dan ternyata keadaan makin runyam saat Satoru Fujinuma, karakter utama di anime ini malah terkirim ke tahun 1998, saat dia masih kelas 6 SD (aslinya Satoru dari tahun 2006 dan umurnya 29). Ini benar-benar tiba-tiba dan memang merupakan kemampuan dari sang karakter utama untuk kembali ke masa lampau hanya untuk menyelamatkan orang.

Apa yang membuat runyam di masa lalu? Satoru kembali bertemu dengan gadis yang jika diwaktu normalnya dia (tahun 2006) sudah meninggal, dan dia adalah teman SD-nya, Kayo Hinazuki, karakter yang tadi aku bilang penampilan pakaiannya mirip Noe. Kembalinya Satoru ini memberikannya kesempatan untuk memperbaiki hal-hal yang gagal dia perbaiki di masa lalu, yaitu menyelamatkan Kayo yang pada masa awal dia bertemu selalu sendiri, hingga akhirnya jadi target pembunuhan.

Kayo Hinazuki

Tapi tentu itu tidak mudah bagi Satoru, terlebih dia benar-benar belum tahu siapa gerangan pembunuhnya, meskipun di awal-awal mereka sudah bertemu dan kala itu yang bisa dilihat di wajahnya hanyalah mata merah sang pelaku (mungkin aja pelaku ini dari keluarga Uchiha, hm hm, SASUKEEE!!).

Pembunuhnya (mungkin dia Sasuke)

Pencarian Satoru terhadap Satoru inilah yang membuat anime ini setiap minggunya selalu membuatku hampir mau mati karena penasaran. Dengan dibantu oleh temannya, Kenya Kobayashi, Satoru pun mulai untuk melakukan misi untuk menyelamatkan anak-anak yang dulu menjadi korban pembunuhan di kotanya, semuanya berjumlah 3 orang anak, 2 di antaranya ada sekelas dengan Satoru dan satu lagi berada di sekolah lain.


Yang pertama-tama Satoru selamatkan adalah Kayo. Satoru menyadari kalau setiap korbannya adalah anak-anaknya perempuan yang suka menghabiskan waktunya sendirian. Cara Satoru menyelamatkan ketiga anak itu pun intinya cuma 1, yaitu menjadi teman mereka, teman dekat, teman yang selalu berada di dekat mereka, sehingga mereka tidak sendiri. Namun Kayo adalah yang paling sulit, karena selain jadi korban pembunuhan, Kayo juga adalah korban KDRT. Dia sering disiksa sama ibu kandungnya sendiri yang udah stres.

Meskipun sudah mengetahui bagaimana masa depan akan berjalan, tapi perjuangan Satoru untuk menyelamatkan ketiga orang itu tidaklah mudah, juga menemui kegagalan, khususnya Kayo yang sempat dia gagal selamatkan hingga akhirnya Satoru kembali terkirim ke masa depan untuk menyelesaikan kasus pembunuhan ibunya lagi, bersama salah satu partner kerjanya, Airi Katagiri. Tidak jauh dengan masa lalu, di masa depan pun Satoru mengalami kebuntuan dan bahkan Airi menjadi target pembunuhan selanjutnya. Hal ini benar-benar membuatnya frustasi dan seperti akhir dari cerita, tapi kemudian dia mendapatkan kesempatan sekali lagi untuk memperbaiki semuanya dan kembali ke masa lalu sekali lagi.

Sudah ketiga kalinya Satoru ke masa lalu, tentu tidak disiakannya.. kali ini semuanya menjadi benar-benar terencana, dan yang mau membantu Satoru pun semakin banyak, hingga akhirnya Satoru bertemu dengan pembunuhnyaa!!! JENG JENG JENG

Secara keseluruhan, anime ini berhasil taking my breath away pokoknya. Meskipun saat dipertengahan season ceritanya agak mendingin, tapi saat mendekati akhir, ceritanya kembali meledak dan menjadi sangat menegangkan, aku yang nonton juga ikutan deg-deg-an, jadi membayangkan berada di posisinya Satoru.

Aku bisa katakan bahwa tidak ada penyesalan sama sekali saat menyaksikan anime ini dari awal hingga akhir, satu-satunya yang membuatku kecewa mungkin hilangnya Airi di hampir sepanjang paruh musim mendekati ending. Padahal tiap minggunya pengen juga melihat Airi berperan lagi. Airi terakhir muncul saat Satoru sudah berhasil ditangkap oleh pihak berwajib, setelah itu.. hilang. Salah satu yang membuatku bahagia saat menyaksikan anime ini adalah saat Satoru kembali ke masa lalu dan kembali bertemu dengan ibunya, Sachiko Fujinuma. Aku rasa itu salah satu bagian terbaik dari anime ini, mengharukan. Juga saat melihat bagaimana Kayo akhirnya dirawat oleh neneknya dan pindah dari kota yang sebelumnya menjadi tempat kematiannya.

Airi Katagiri

Bagaimana penulis dari ceritanya menaik-turunkan ketegangan dari ceritanya benar-benar menarik untuk terus diikuti. Saat menyaksikan anime ini dari awal sampai akhir, aku merasa seperti dipermainkan secara emosional, melihat bagaimana karakter dengan senyum tawa indah akhirnya kehilangan nyawa, benar-benar membuat jantung berhenti untuk sesaat. Penulisnya berhasil membuat ketegangan yang menurutku akan melekat bagi siapa saja yang mengikuti anime ini dengan penuh keseriusan.

Untuk soundtrack-nya, aku suka dengan opening dari anime ini yang dibawakan sama band Asian Kung Fu Generation dengan judul Re; Re:. Meskipun entah mengapa saat mengapa aku jadi ingat dengan anime klasik, Bakabon (IYNWIM). HAHA Sudah lama tidak melihat band ini mengisi soundtrack anime (yah karena aku memang jarang nonton anime yang mereka isi soundtrack-nya). Terakhir melihat Asian Kung Fu Generation ya saat mereka ngisi di Naruto. Untuk lagu ending-nya.. Awalnya aku tidak suka, tapi setelah sering mendengar, lama-lama suka juga. Aku memutuskan untuk tidak mendengarkan lagu ending-nya di malam hari, karena membuat bulu kuduk berdiri. Untuk musik temanya, benar-benar kaya musik-musik film-film hantu kaya One Missed Call gitu. Hiiii..

Live action dari anime ini sudah keluar, aku bahkan terkejut saat mengetahuinya. Cepet banget. Ceritanya akan mengikuti manga sepertinya. Agak kecewa sih melihat yang memerankan Satoru malah Tatsuya Fujiwara, yang berpostur gempal. Padahal Satoru kan kurus-kurus gitu, dan yang memerankan Airi malah kurus. Tapi yah semoga aja ceritanya tidak mengecewakan karena aku sendiri belum menyaksikan bagaimana kiprah live action-nya.

Sekian dulu untuk review kali ini deh. Aku memutuskan untuk tidak menuliskan keseluruhan cerita karena beberapa kritik yang aku dapatkan di anime review sebelumnya. hehe Baiklah, sekarang aku akan berbenah.

Sampai jumpa lagi di anime review berikutnya, semoga aku masih punya kesempatan untuk menyaksikan anime. haha

Cheerio!

Subscribe to receive free email updates:

4 Responses to "Anime Review : Boku Dake ga Inai Machi"

  1. > "terkecuali Hiromi Sugita, dia perempuan jadi-jadian, dan pembunuhnya pun ketipu, dikirain dia perempuan, padahal lain"

    Nope. Perhatiin lagi yang teliti. Itu trik si pelaku supaya nggak masuk daftar terduga pelaku. (episode 6 sekitar menit 12:40)

    ---------------

    Kalo buat saya anime ini... cukup mengecewakan di akhir, mengingat hype-nya yg gede banget di awal.
    Anyway nice jadi ada perkembangan, nggak ceritain panjang lebar kayak sebelum"nya wkwkwkwkk XD

    BalasHapus
    Balasan
    1. iya, aku berusaha menahan untuk menulis lebih banyak. hehe

      oh iya, terima kasih untuk masukannya, akan aku edit deh bagian itu.

      Hapus
    2. Sebenernya nulis banyak itu nggak masalah asal nggak terlalu "retelling" aja. Kalo memang terpaksa harus retelling, minimal kasih tau kalo yang akan ditulis itu berpotensi spoiler.

      Yang lain-lainnya udah enak kok, bahasamu ngalir banget soalnya. Kalo saya malah nggak bisa, harus kasih patokan poin-poin 1 2 3 dst... (._.)

      Pokoknya lanjutkan d(≧∀≦)

      Hapus
    3. sekali lagi terima kasih atas masukkanny! (^^)b

      Hapus