Ulasan Anime: Koikimo


Di hari Sabtu yang cerah ini, aku akan mencoba untuk kembali mengisi blog-ku ini dengan ulasan anime. Oh iya, aku akan berusaha untuk mengganti kata ‘review’ dengan ‘ulasan’, dengan alasan rasa banggaku terhadap bahasa Indonesia. Aku akan berusaha menggunakan bahasa Indonesia sebanyak yang aku bisa di blog ini. Semoga saja aku segera lekas untuk terbiasa. Dan untuk kalian yang membaca, semoga juga tertular dan terbiasa dengan penggunaan bahasa Indonesiaku yang intens.

Akhir-akhir ini aku cukup banyak terpapar dengan anime-anime yang menarik dengan genre tipikal kesukaanku, komedi romantis. Tercatat ada 3 judul anime percintaan yang aku ikuti secara bersamaan musim ini. Semuanya memiliki cerita seru setelah melalui beberapa awal episode yang menjijikkan—entah bagaimana lagi aku akan mendeskripsikannya. Tapi dari 3 anime ini, aku jadi belajar kalau tidak sepantasnya aku menilai anime hanya dari 3 episode awalnya, seperti yang biasa aku lakukan. Aku biasanya akan menyaksikan 3 episode awal sebelum aku mencoba menjadi sok tahu dan menebak bagaimana akhir ceritanya. Ketiga anime ini benar-benar di luar dugaan sih dan justru ceritanya jadi semakin menarik untuk diikuti. Satu anime sudah tamat, masih ada 2 judul lagi yang mungkin akhir musim ini ikut tamat. Ketiga anime itu adalah Higehiro, Koikimo dan Ijiranaide, Nagatoro-san.

Jadi hari ini aku akan mengulas salah satu yang sudah selesai lebih dulu, yaitu Koikimo, atau kalau judul panjangnya itu Koi to Yobu ni wa Kimochi Warui atau kalau di Indonesia-kan itu kurang lebih Terlalu Menjijikkan Untuk Menyebut Ini Cinta. Judul yang lumayan radikal sih. Tapi nampaknya penggunaan kata ‘menjijikkan’ di Jepang sudah biasa, kalau di Indonesia itu mungkin semacam kata ‘kamseupay’ begitu kali ya? Kalian tahu? Jika tahu bisa komentar di bawah ya, mungkin saja bisa membuka wawasan kita semua.

Anime ini diangkat dari sebuah komik karangan Mogusu (mungkin nama samaran), yang diterbitkan pertama kali di Pixiv kemudian diangkat menjadi serial digital di Ichijinsha's Comic POOL sejak bulan Januari 2015 dan selesai di volume 8 pada Maret 2021. Aku rasa cerita di komik akan lebih kaya lagi, tapi sayang aku terlambat untuk mengikuti komiknya di Pixiv dan sekarang sudah tidak tersedia versi gratisnya, harus membayar jika ingin membaca bab 9 – 55. Yang tersedia gratis hanya bab 1 – 8 dan bab akhirnya. Aku rasa dia memakai metode yang sama dengan Manga PLUS.

Ngomong-ngomong untuk kalian yang tidak tahu tentang aplikasi Manga PLUS di gawai, itu adalah aplikasi resmi dari penerbit Shueisha di Jepang, di mana kita bisa membaca komik-komik terbitan Shueisha secara daring dan gratis setiap minggunya yang serentak dengan penerbitan di Jepang juga. Maksudnya tidak benar-benar di hari yang sama, tapi setidaknya di minggu yang sama. Jadi komik populer seperti One Piece, Naruto, Dr. Stone dan Haikyuu ada di sana. Bagian terbaiknya itu adalah cara legal untuk membaca secara resmi, sebagai bentuk dukungan kita juga untuk pengarangnya.


Kembali ke pembahasan kita, dari Pixiv aku bisa pastikan kalau sejauh ini dari komiknya pun sudah tamat. Dan aku juga ada melihat terbitan pertamanya di Pixiv yang masih berbentuk sketsa, menarik sekali. Mungkin awal sketsa ini diterbitkan untuk melihat bagaimana antusias pembaca terhadap serial ini. Karena—nanti akan aku bahas—serial ini cukup mengundang kontroversi, khususnya untuk pembaca di luar Jepang/asia. Kalau kalian ingin melihat komiknya juga, kalian bisa klik link ini.

Serial animenya kemudian dikerjakan oleh studio Nomad yang memang sering mengerjakan anime-anime feminim seperti We Without Wings, Chronicles of the Going Home Club dan Futari wa Milky Holmes serta punya pengalaman selama 17 tahun dan dengan produser Saito Shunsuke. Koikimo ini sendiri juga bergenre josei, artinya ini diperuntukkan untuk wanita yang lebih dewasa, ya seusia kuliah begitu mungkin ya. Dari 57 bab di komik kemudian dirangkum menjadi 12 episode anime yang tayang perdana pada 5 April 2021 dan tamat minggu lalu, 13 Juni 2021.


Baik, sampai di sini, sebelumnya aku mau memberitahu kalian dulu ini, kalau tulisan berikutnya aku akan membahas detail ceritanya. Tentu sampai animenya tamat. Jadi untuk kalian yang belum menyaksikan animenya, aku sarankan untuk berhenti membaca di bagian ini. Dan mungkin bisa melanjutkan ketika kalian sudah selesai menyaksikan animenya.

Koikimo ini bercerita tentang Ichika Arima yang secara spontan menolong seorang pria yang terlihat linglung dan hampir jatuh di tangga. Pria itu adalah Ryo Amakusa, yang tidak lama terungkap ternyata adalah kakak dari teman sekelasnya, yaitu Rio Amakusa. Ini mungkin agak membingungkan ya? Kamu tidak sendiri. Karena pada awalnya pun aku harus benar-benar memperhatikan terjemahannya dengan seksama untuk membedakan Ryo dan Rio. Secara pengucapan pun hampir mirip di telingaku.


Nah, lanjut, sepulang sekolah, Ichika yang sedang mampir ke rumah Rio, akhirnya bertemu dengan Ryo yang baru saja pulang kerja. Ryo merasa punya hutang budi terhadap Ichika kemudian justru menawarkan tubuhnya sebagai balasan—cara yang biasa dia gunakan terhadap semua wanita yang pernah dekat dengannya—namun Ichika malah merasa jijik terhadap itu dan menolak tawaran Ryo mentah-mentah dan secara lantang Ichika mengatakan “menjijikkan” ke Ryo. Awalnya kesal juga, tapi pada akhirnya Ryo sadar kalau Ichika ini wanita yang berbeda dari sekian banyak wanita yang sudah pernah dia temui, kemudian itu menjadi alasannya jatuh hati kepada Ichika. Walaupun selain itu juga karena Ryo ini adalah seorang masokhis, makanya dia bisa tetap bahagia meskipun mendapatkan kata kasar dari Ichika. Nampaknya seorang karakter masokhis akhir-akhir ini jadi semakin tren ya. Musim lalu ada Horimiya yang juga memiliki karakter utama bersifat masokhis. Aku rasa ini menjadi semacam sifat yang lumrah di masa sekarang. Aku bertanya-tanya kenapa? Mungkin lain kali kita akan bahas.

Dari sikap ogah-ogahan Ichika itu justru membuat Ryo semakin tertantang dan menggebu untuk mendapatkan hati Ichika. Meskipun dia mengatakan berkali-kali kalau perasaannya tulus terhadap Ichika, tapi sulit sekali mempercayainya mengingat juga perbedaan usia—Ichika 17 tahun dan Ryo 27 tahun—jarak yang cukup jauh dan menjadi dasar permasalahan di anime ini, di masyarakat maupun di komen netizen. Sebelum membahas beberapa karakter yang ada di anime ini, ada baiknya jika melihat bagan karakter yang sudah aku buat ini dulu.












Perbedaan usia yang begitu jauh menjadi cobaan yang menghiasi hampir sepanjang anime ini. Cukup menarik, di anime ini kita disuguhkan 2 kehidupan yang berbeda; satu sisi dari sudut pandang remaja SMA dan satu lagi dari sudut pandang dewasa. Bagi yang sudah dewasa, saat menyaksikan anime ini mungkin akan bernostalgia ketika menyaksikan sisi Ichika dan untuk yang masih remaja akan belajar tentang bagaimana kehidupan orang dewasa dari Ryo. Meskipun mungkin ada hal-hal yang cukup sensitif di episode awal saat Ryo menghabiskan semalam dengan seorang wanita yang bahkan dia tidak ingat namanya. Tapi ya jaman sekarang pembahasan tentang seks begitu bukanlah hal yang tabu lagi.

Di tengah keraguan mereka itu, datanglah cobaan di masing-masing mereka dan dari orang-orang yang seumuran, baik Ichika maupun Ryo. Ichika dengan Kai, sedangkan Ryo dengan Arie. Pada bagian inilah aku merasa kalau anime ini mulai nampak menarik. Setelah sebelumnya aku berpikir kalau ini hanyalah sebuah anime shoujo murahan di mana seorang cewek yang biasa banget ditaksir dan dikejar-kejar oleh seorang cowo ganteng kaya. Ternyata ceritanya lebih dari itu. Tapi kemudian yang jadi aneh di bagian ini adalah karakter Ryo yang sepertinya berubah. Dari dia yang episode awal begitu bersemangat dan menggebu, di episode akhir jadi lesu dan mudah putus asa. Mungkin karena banyak hal yang ia alami dalam hidup dan pekerjaan. Beruntung dia punya sahabat seperti Masuda yang siap sedia untuk menamparnya dengan kata-kata bijak hingga Ryo bisa sadar dan kembali berdiri dengan kedua kakinya sendiri.

Ichika dan Kai

Sedangkan untuk Ichika tetap begitu saja. Mungkin yang berubah dari Ichika cuma bagaimana dia menanggapi perasaannya terhadap Ryo. Di episode awal mungkin dia mencoba dan berusaha keras untuk mendustai perasaannya terhadap Ryo karena takut dipermainkan—aku rasa ini cukup bagus dan bisa ditiru untuk para wanita di luar sana—di mana alangkah baiknya untuk tidak begitu saja percaya dengan kata dan sikap manis lelaki. Selalu tetap waspada, bagaimanapun kelihatan baiknya Ryo, tapi Ichika tetap waspada. Hingga akhirnya dia sadar dengan ketulusan Ryo dan menerima kalau dia juga telah jatuh cinta.

Ryo dan Arie

Aku suka dengan bagaimana ceritanya tidak membuat buruk nasib Kai maupun Arie. Kedua mengalami penolakan yang baik-baik dan tidak mendapatkan perlakukan PHP seperti kebanyakan anime percintaan setelah ditolak. Ya, mungkin karena dari awal juga Kai dan Arie sadar bagaimana perasaan Ichika dan Ryo, jadi tidak begitu ngotot untuk mengejar cinta mereka, hingga cukup sebatas sampai diungkapkan saja.

Selain tentang kisah cinta Ichika dan Ryo, anime ini juga menggambarkan bagaimana Ryo menjadi lebih dewasa untuk menyelesaikan masalahnya dengan ayahnya. Sikap Ryo jadi berubah setelah mengenal Ichika dan perubahannya positif. Aku rasa Ichika jadi membuat Ryo sedikit tertahan dengan egonya, membuat Ryo menjadi seseorang yang lebih kalem dari sebelumnya, lebih dewasa. Aku rasa itu yang ingin penulis sampaikan makanya menyisipkan masalah keluarga juga ke tengah ceritanya.

Satu karakter yang belum aku bahas yaitu Rio, adiknya Ryo. Karakter yang cukup unik, penyuka sumo. Tapi itu hanya ditunjukkan di awal episode, di akhir ketertarikannya terhadap sumo sepertinya sudah berkurang. Tidak banyak yang bisa diambil dari Rio, selain dia adalah perantara baik antar Ryo dengan Ichika, Ichika dengan Kai, dan Ryo dengan ayahnya. Sampai dia harus bersinggungan dengan Ichika karena dianggap terlalu ikut campur. Padahal ya aku rasa karakter Rio menjadi yang paling kesepian di anime ini karena satu-satunya yang tidak memiliki kisah asmara. Cantik-cantik tapi jomblo. Tapi dengan karakternya yang begitu kuat, aku yakin dia akan mendapatkan pria yang luar biasa pula.

Ichika, Rio dan Masuda

Satu pesan yang menarik dari anime ini adalah apa yang dikatakan oleh ibunya Ichika, Yurika Arima. Dia mengatakan kalau perbedaan usia itu hanya berarti ketika Ichika masih sekolah atau kuliah. Tapi ketika sudah dewasa, perbedaan usia jadi tidak begitu berarti. Ibunya sendiri bercerita kalau dia selisih 5 tahun dari ayahnya. Aku rasa Ichika memiliki ibu yang baik dan pengertian banget di anime ini. Memang masuk akal sih, terkadang kalau sudah usia 25-an, memiliki pasangan dengan usia 30-an akan nampak seperti seumuran, apalagi kalau sudah menjalani hubungan lama dan sering terlihat bersama. Ada yang bilang kalau pada akhirnya kita akan menjadi seperti pasangan kita dan begitupun sebaliknya.

Dari grafiknya, aku berpikir kalau anime ini ditulis oleh seorang komikus wanita. Tapi tidak tahu sih ya, Mogusu ini pria atau wanita, tapi dia pakai foto profil pria sih di Pixiv. Gambarnya begitu feminim. Mungkin kita juga tidak bisa menilai orang dari gambarnya. Jadi wajar sih aku rasa kalau anime ini masuk dalam kategori josei. Salah satu kekurangan dari anime ini menurutku juga adalah ada beberapa gambar yang mungkin nampak kurang sedap untuk dipandang, dan ada beberapa gambar yang seolah segaja dilewati karena kerumitannya. Misalkan seperti di episode pertama saat Ichika menarik kerah baju Ryo, pada saat itu tidak dilihatkan adegannya secara utuh, dan Ryo tiba-tiba sudah terduduk di lantai. Mungkin untuk mempersingkat waktu kali ya? Budget minim.

Soundtrack anime ini diisi oleh Ace Collection, sebuah band muda yang berdiri pada tahun 2017. Dengan judul lagu pembuka ‘Monochrome City’. Satu lagu yang asyik banget bagian reff-nya, sehingga aku tidak skip untuk lagu pembukanya. Dan untuk lagu penutupnya dibawakan oleh Maruritoryuga berjudul ‘Linaria’. Sebuah lagu yang pas banget sebagai penutupnya. Karena biasanya setiap episode akan ditutup dengan sebuah keraguan, kemudian lagu ini masuk dengan pas. Kedua lagunya bisa kalian dengarkan di Youtube maupun Spotify. Kalau aku sih otomatis menjadikannya favorit.

Sampai juga kita di penghujung tulisan. Kesimpulannya, aku bisa mengatakan kalau anime ini adalah anime percintaan terbaik untuk musim ini. Aku mengatakan terbaik karena akhir ceritanya juga baik dan begitu jelas ketimbang anime yang lain. Tapi tidak tahu nanti Nagatoro bagaimana akhirnya sih. Aku duga sepertinya akan baik juga. Kemudian yang menjadikan anime ini positif adalah bagaimana dia menggambarkan cinta menjadi hubungan beda usia di mana membuat kita jadi menjelajah kedua dunia yang berbeda. Untuk kekurangannya, kalau dari aku sih mungkin cuma masalah karakternya yang tidak konsisten dengan karakternya. Tapi aku rasa membuat ceritanya jadi semakin nyata sih, karena semua orang pasti akan berubah seiring waktu. Kemudian untuk beberapa gambarnya juga aku rasa masih kurang memuaskan dan aku yakin bisa lebih baik lagi.

Sekian untuk ulasan anime kali ini. Aku berharap kalian pun menikmati animenya seperti aku. Karena ini anime yang bagus meskipun mungkin awalnya begitu. Oh iya, hampir aku lupa untuk membahasnya. Salah satu kekurangan anime ini juga—aku tidak tahu sih ini bisa dikatakan kekurangan atau tidak—karena tentu tergantung dari latar belakang setiap insan. Yaitu tentang bagaimana sikap Ryo terhadap Ichika. Bagi orang barat, hal seperti itu dianggap terlalu kasar, di mana dia terlalu genit terhadap wanita yang lebih muda, jadi tampak seperti seorang pedofilia. Karena anime ini kemudian dapat rating yang rendah karena sikap Ryo itu. Tapi aku rasa orang-orang tidak sadar kalau sebenarnya Ichika tidak benar-benar merasa terganggu, Ichika hanya bersikap waspada. Ini jadi membuatku sadar sesuatu, kalau yang dilakukan Ryo tidak tampak begitu cabul karena dia adalah seorang pria tampan dan kaya, pasti akan berbeda jika Ryo adalah seorang pria jelek miskin dan berkulit gelap, mungkin dia akan benar-benar dilaporkan ke kantor polisi.


Semoga kalian menikmati tulisanku kali ini. Cukup panjang sih. Aku tidak percaya akan menulis sepanjang ini lagi. Aku benar-benar menyukai anime ini. Sampai jumpa di ulasan anime berikutnya ya. Terima kasih sudah membaca.

Cheerio! 🦁

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Ulasan Anime: Koikimo"

Posting Komentar